Header Ads

Inilah Sejarah Asal Mula Hari Raya Idul Fitri

Baca Juga

  
Inilah Sejarah Asal Mula Hari Raya Idul Fitri, Bagi umat muslim, idul fitri merupakan moment hari yang paling istimewa dari seluruh hari yang ada.

Semua umat muslim di seluruh dunia merayakan dengan penuh kebahagiaan, hal ini dikarenakan mereka telah berhasil berjuang menahan hawa nafsu dan menahan lapar dan haus di bulan ramadhan.

Masih banyak yang belum tahu apa itu hari raya idul fitri dan kapan pertama kalinya dilaksanakannya hari raya tersebut.
 
Sebelum kita ikut merayakan Hari yang juga biasa disebut dengan lebaran ini, ada baiknya kita mengetahui sejarah dan kapan pertama kali dilakukan hari kemenangan tersebut.

Ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang asal mula terjadinya Hari Raya Idul Fitri disyari'atkan pada tahun pertama bulan hijriyah, namun baru dilaksanakan pada tahun kedua Hijriyah.

Sejarah Hari Raya
 
Sebelum ajaran Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw di Makkah, masyarakat Jahiliyah Arab sudah memiliki dua hari raya, yakni Nairuz dan Mahrajan.

Kaum Arab Jahiliyah menggelar kedua hari raya itu dengan menggelar pesta pora. Selain menari nari, baik tarian perang maupun ketangkasan, mereka juga merayakan hari raya dengan bernyanyi dan menyantap hidangan lezat serta minuman memabukkan.

Ensiklopedi Islam mengatakan, Nairuz dan Mahrajan merupakan tradisi hari raya yang berasal dari zaman Persia Kuno.

Setelah turunnya kewajiban menunaikan ibadah puasa Ramadhan pada 2 Hijriyah, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan An-Nasa’i.
 
Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah mengganti kedua hari raya itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni Idul Fitri dan Idul Adha."

Setiap kaum memang memiliki hari raya masing masing. Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi dan Rasul mengutip sebuah hadits dari Abdullah bin Amar.

"Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : ’’Puasanya Nuh adalah satu tahun penuh, kecuali hari Idul Fitri dan Idul Adha’.’’ (HR Ibnu Majah).

Jika merujuk pada hadis di atas, maka umat Nabi Nuh AS pun memiliki hari raya.

Sayangnya, kata Ibnu Katsir, hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah itu sanadnya dhaif (lemah).

Rasulullah Saw membenarkan bahwa setiap kaum memiliki hari raya.

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, Abu Bakar pernah memarahi dua wanita Anshar memukul rebana sambil bernyanyi nyanyi.

"Pantaskah ada seruling setan di rumah, ya Rasulullah Saw?’" tanya Abu Bakar.

"Biarkanlah mereka wahai Abu Bakar. Karena tiap tiap kaum mempunyai hari raya, dan hari ini adalah hari raya kita," sabda Rasul Saw.

Menurut Ensiklopedia Islam, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke 2 Hijiriyah.

Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan sebanyak 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy.

Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan pasukan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.

Dari sinilah lahirnya ungkapan "Minal 'Aidin wal Faizin" yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu.

Allahummaj 'alna minal 'aidin walfaizin - Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.

Menurut sebuah riwayat, Nabi SAW dan para sahabat menunaikan Shalat Id pertama kali dalam kondisi luka luka yang masih belum pulih akibat Perang Badar.

Rasulullah Saw pun dalam sebuah riwayat disebutkan, merayakan Hari Raya Idul Fitri pertama dalam kondisi letih, sampai sampai Nabi SAW bersandar kepada Bilal ra dan menyampaikan khotbah 'Id.

Dalam suasana Id, para sahabat saling bertemu dengan mengucapkan doa "Taqobbalallahu minna waminkum" yang artinya "Semoga Allah menerima ibadah kita semua".

Dari Jubair bin Nufair, ia berkata, bahwa jika para sahabat Rasulullah Saw berjumpa dengan hari id (Idul Fithri atau Idul Adha).
 
Satu sama lain saling mengucapkan : "Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amal kami dan amal kalian)".

Menurut Ibnu Katsir, pada Hari Raya Idul Fitri yang pertama, Rasulullah Saw pergi meninggalkan masjid menuju suatu tanah lapang dan menunaikan shalat 'Id di atas lapang itu.

Sejak itulah, Nabi Muhammad Saw dan para sahabat menunaikan shalat Id di lapangan terbuka, bukan di dalam masjid.

Demikian Pengertian, Sejarah, dan Ungkapan di Hari Raya Idul Fitri. berharap artikel yang diberikan ini bermanfaat dan tentunya bisa menambah wawasan kita semua disini tentang pengertian hari raya idul fitri.

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh i-bob. Diberdayakan oleh Blogger.